Senin, 11 Februari 2019

Review Teh Cap Poci Vanila

Assalamualaikum Wr. Wb.

Hai! Sebagai penikmat teh, aku imau review salah satu produk teh lagi yakni Teh Cap Poci yang merupakan salah satu teh lokal dan cukup dikenal oleh sebagian besar masyarakat kita. Teh yang sering dikenal dengan sebutan Teh Poci ini sendiri berasal dari Tegal, Jawa Tengah. Harganya murah, tapi tidak murahan. Buktinya banyak masyarakat kita yang menggemari teh ini. Harga teh ini hanya sekitar Rp. 5000 - 10.000 an, dan teh Poci aroma Vanila yang aku beli ini harganya hanya Rp. 5.500 rupiah. Baiklah, jadi saya bisa mulai review berdasarkan sudut pandang saya.

Warna
     Warna teh yang keluar adalah coklat agak bening, di mana warna ini merupakan hasil infusi teh setelah dicelup selama 3-5 menit (waktu pencelupan standar untuk teh hitam). Adapun warnanya seperti pada gambar ini:



Aroma dan Rasa
     Aroma yang keluar dari teh ini cukup sama dengan yang diklaim dalam produknya, aroma vanila. Namun, aroma ini tidak terlalu tajam dan lebih lembut manis. Jadi aroma yang keluar ya aroma teh asli dan sedikit aroma vanila yang lembut manis, dan aku suka karena tidak terkesan berlebihan.
     Bicara soal rasa, berhubung saya adalah penikmat teh tanpa gula (karena memang gak punya gula), jadi saya bisa merasakan rasa original produk teh ini. Dan menurut saya, rasanya tidak terlalu pekat. Namun, bagi saya ini sangat bagus, sebab teh ini sudah membawa aroma manis Vanila, yang apabila rasanya terlalu pekat, esensi dari vanila itu sendiri berkurang. Jadi rasa tidak pekat ini cocok untuk teman-teman yang tidak menyukai teh sepat.
     Oh iya, lalu saya mencoba mencampurnya dengan sedikit madu, dan ternyata teh ini lebih cocok kalau ada rasa manisnya untuk mendukung aroma vanila ini. Jadi sepertinya teh ini lebih cocok kalau dicampur dengan gula atau pemanis lainnya.



Nah, lalu siapa saja yang cocok menikmati teh ini? Jawabannya adalah semua orang bisa menikmati teh ini, sebab rasanya memang cukup universal, terutama bagi kalian yang menyukai teh manis. Sebab, kelebihan dari produk ini untuk dijadikan teh manis adalah aroma vanilanya yang keluar. Apalagi harganya pun juga murah.

Sekian.

Magang di KBRI Bandar Seri Begawan (2): Biaya Hidup

Assalamualaikum Wr. Wb.

Beberapa waktu lalu saya sempat menuliskan persyaratan umum untuk magang di KBRI Bandar Seri Begawan, nah sekarang saya ingin menuliskan bagaimana sih kehidupan di sana. Baiklah, selamat membaca ya!

Transportasi
Di tulisan sebelumnya, saya sempat menuliskan bahwa persyaratan magang di sana itu akan lebih baik kalau kita punya SIM A. Perlu diketahui, bahwa di Brunei sendiri sangat jarang ditemui kendaraan umum, palingan hanya taksi legal, taksi sapu (semacam Go-Car/Grab Car) dan bus umum (mereka nyebutnya bus awam). Sementara harga taksi umum di sana itu mahal, sekitar 25 BND (250 ribuan lah) untuk sekali jalan, lalu taksi sapu sekitar 10 BND (100 ribuan) sekali jalan dan bus umum sekitar 1 BND (11 ribuan) sekali jalan. Nah, bus awam ini memang paling murah sih namun ini cuma ada tiap satu jam sekali, jadi gak bisa bebas, dan jalurnya pun terbatas. Oleh karena itu, kalau mau magang di KBRI Brunei ini lebih enak kalau bisa nyetir mobil, soalnya kalau magang sekitar 1 bulanan kita naik kendaraan umum, itu bakal habis mahal untuk transportasi aja. Eh tapi, kalau rame-rame bareng temen, sewa mobilnya lebih murah. Emang enak kalau magang di sini tuh harus rame-rame biar bisa hemat. Masalah harga sewa, bisa lah nanti cari link di orang KBRI sana. Dulu kami sewa mobilnya sekitar 500 BND (5 jutaan) sebulannya. Tapi karena dibagi 5 orang, jadi murah deh.

Akomodasi
Nah, kalau tempat tinggal ini tergantung kalian pengen cari tempat yang kek gimana. Biasanya, pihak KBRI bakal bantu cariin tempat tinggal sih kalau memang kalian belum dapat. Cuma ya tempatnya kita ngikut mereka. Dulu kalau kami, tinggalnya di Ez Lodging dekatnya The Mall Gadong. Itu tempatnya beneran strategis, deket Pasar Malam, Supermarket, Mall dan tempat-tempat nongkrong lah. Kalau kami dulu kita dapatnya 1100 BND (12 jutaan) untuk 2 kamar dan itu dibagi kami berlima. Namun, kalau dari KBRI lebih murah sih kayaknya, sebulannya sekitar 250 BND per kamar (bisa 2 orang), tapi ya cuma isi kasur dan AC aja. Sprei dkk kita harus siap sendiri.

Makan dan Minum
Karena tergolong negara sejahtera, mungkin biaya hidupnya tergolong tinggi. Dulu kami kalau makan, rata-rata per porsinya 3 BND (30 ribuan) sampai 6 BND (60 ribuan). Itu menunya standar loh ya, di warung-warung macam ayam geprek (iya di sana ada ayam geprek). Kalau mau ke tempat macam Mc Donald, harus sedia paling minim 10 BND (100 ribuan). Sebenarnya ada sih, nasi katok harganya 1 BND (11 ribu) yang merupakan makanan paling murah. Cuma aku kurang begitu suka, soalnya bumbunya bukan seleraku.

Nah, kalau minuman, air mineral botol 450 ml, di sini harganya 0.7 - 1.5 BND (7-16 ribuan), tergantung beli di mana. Lucunya, harga bensin di sini tuh lebih murah daripada harga air mineral. Kalau pengen minum rasa-rasa, harga mulai 3 BND lah.

Lain-lain
Oh iya, di sini kalian mungkin perlu jaringan kan ya, sebut saja provider lah. Nah untuk orang asing macam kita, cuma bisa pakai provider Progressive, harganya 10 BND untuk 1 GB dalam 1 Minggu. Sementara untuk bensin sih, per liter harganya 0.5 BND (5 ribuan).

Sekian penjelasan dari saya, mungkin kalau masih ada bingung-bingung, dapat ditanyakan di kolom komentar.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Jumat, 08 Februari 2019

Review Produk Teh: Dilmah Pure Camomile Flowers

Assalamualaikum Wr, Wb.

Kali ini saya kembali akan melakukan review salah satu produk teh yang cukup dikenal masyarakat (meski belum membumi seperti produk teh lokal), yakni Dilmah Pure Camomile Flowers: Infusion Mild and Aromatic. Seperti produk teh di review sebelumnya, yakni Lipton, Dilmah sebenarnya kurang begitu "merakyat" di golongan masyarakat umum, dikarenakan harganya cukup mahal untuk ukuran teh bagi masyarakat Indonesia. Akan tetapi, bagi masyarakat pecinta teh dan golongan menengah, produk ini sudah pasti familiar (di sini, saya masuk golongan pecinta teh, bukan golongan menengah, karena saya hanyalah mahasiswa pas pasan). Oh iya, review ini saya berikan secara netral dengan deskripsi dari sudut pandang saya sebagai penyuka teh. Jadi saya tidak akan memberikan penilaian secara angka, soalnya setiap produk selalu punya ciri khas yang tidak bisa diukur :).

Sebelum memasuki pembahasan yang lebih jauh, perlu diketahui bahwa Dilmah adalah produk teh dari Srilanka, jadi Indonesia memang impor teh ini dari sana sehingga harganya lebih mahal daripada teh lokal pada umumnya. Di Indonesia sendiri, harga Dilmah untuk lebih jelasnya bisa mengunjungi website resminya di Dilmah Tea Indonesia. Dan untuk teh Dilmah jenis Camomile yang akan saya review ini, dulu saya beli seharga Rp. 59.000. Ini adalah penampilan kemasan Dilmah Pure Camomile Flowers: Infusion Mild and Aromatic:

Kemudian di bagian atas kemasan terdapat prosedur penyeduhan agar mendapatkan rasa yang maksimal:

Baiklah sekarang langsung ke review saja ya,
Aroma
     Aroma yang keluar dari teh ini setelah diseduh menurut saya merupakan jenis aroma menenangkan yang khas. Saya sendiri belum pernah menghirup langsung aroma bunga Camomile, jadi saya tidak berani menyatakan bahwa aromanya mirip bunga Camomile. Yang jelas, aromanya soft harum dan manis, mirip sama aroma produk bayi yang bertuliskan Camomile. Secara umum saya menyukai aromanya, karena memang harum dan menenangkan. Cuma mungkin sebagian orang kurang menyukai aroma ini, karena aroma ini memang tidak umum untuk produk minuman/teh.

Warna
     Warna yang keluar dari minuman Infusion ini tentunya tidak sepekat warna teh pada umumnya. Sebenarnya saya bingung menyebut Dilmah Camomile ini teh atau bukan, sebab di kemasannya tertulis "Caffeine Free" dan di komposisinya tidak menyebut "tea leafs" atau semacamnya. Jadi kurang lebih sama lah ya dengan Lipton Peppermint di review sebelumnya, yakni infusion. Cuma untuk mempermudah penyebutan, saya akan menyebutnya teh. Hehehe. 

Oke, jadi balik lagi ke review warnanya, menurut saya kalau dilihat warnanya cenderung kuning jernih lah.seperti gambar ini (saya akan selalu menggunakan cangkir bening agar warna yang keluar terlihat lebih jelas):



Rasa
    Sekarang memasuki review rasa. Menurut saya rasa yang keluar ini cenderung lembut namun padat (tidak hambar meskipun tanpa gula). Ada rasa khas seperti aromanya. Namun, beberapa orang dekat saya cenderung kurang menyukai karena katanya aneh rasanya kalau dicampur gula, Jadi kalau terbiasa minum teh dengan gula, terus minum teh ini mungkin agak kaget, karena aroma dan rasanya memang bukan aroma dan rasa seperti teh pada umumnya, jadi khas. Saran saya, kalau ingin menikmati rasanya, hirup dulu dalam-dalam aroma teh Camomile ini, barulah pas masih hangat diminum, dan jangan dicampur gula, karena menurut saya, aroma teh ini tidak masuk kalau dicampur gula. 


Oh iya, sebagai penutup saya mau bilang kalau teh Camomile ini cocok untuk terapi insomnia. Heheh. Soalnya selain ini bebas kafein, aroma dan rasanya ini bener-bener bikin ngantuk dan relaks. Saya sendiri, sampai sekarang kalau pengen tidur waktu normal, pasti satu jam sebelum jam tidur saya menyeduh teh ini agar saya bisa cepet ngantuk. Jadi, ayolah coba produk teh yang tidak biasa di pasaran, salah satunya teh Camomile ini (mungkin hanya ada di kafe-kafe).

Sekian.

Wassalamualaikum Wr. Wb.


Rabu, 06 Februari 2019

Review Produk Teh: Lipton Infusion Peppermint

Assalamualaikum Wr. Wb.

     Pada postingan ini, aku mau coba review produk minuman nih, yakni teh. Perlu diketahui sebelumnya, review yang aku buat ini adalah review yang berasal dari sudut pandangku sebagai penyuka teh, bukan pakar teh. Jadi mohon dimaklumi apabila terdapat beberapa alasan yang kurang mendasar atau cenderung subjektif.

Deskripsi Produk
     Sebagaimana yang tertulis pada judul, kali ini aku mau review produk dari Lipton. Jadi Lipton ini adalah produk asli Indonesia, tepatnya dari Bogor. Sayangnya untuk sebagian orang, produk ini mungkin belum cukup dikenal. Dan spesifikasi produknya adalah Lipton Infusion Peppermint, jadi ini bener-bener murni daun mint, bukan campuran daun mint dan daun teh. Untuk lebih jelasnya, bisa dilihat penampakan kemasannya (aku ambil gambarnya pas jam 4 subuh, dan aku adalah anak kos, jadi mohon maaf kalau gambarnya tidak maksimal).





Jadi setiap kotak itu terdapat 15 tea bags yang masing-masing terbungkus dengan aluminium foil seperti gambar di atas. Harga satu kotaknya, di tahun ini (2018-2019) sekitar Rp.17.000 - Rp.20.000, dan dapat ditemukan di Supermarket atau toko Grosir yang besar gitu (kalau di Minimarket maupun toko-toko kecil, saya rasa sangat jarang ditemukan). Nah, dibalik kemasan aluminium foil itu terdapat metode penyeduhannya seperti yang tertera pada gambar:


 Metode penyeduhan yang tepat juga akan memengaruhi rasa minumannya, oleh karena itu untuk mendapatkan rasa yang maksimal, biasanya setiap jenis teh atau minuman semacam ini selalu ada prosedur menitannya.

Review Produk
     Sekarang lanjut ke review produknya, jadi setelah diseduh, warna minuman infusion peppermint akan seperti ini:




  • Warna

Aku memilih cangkir transparan agar warnanya dapat terlihat dengan jelas. Jadi warna minuman ini sendiri, hampir mirip dengan warna teh secara umum, hanya saja tidak terlalu pekat. Mungkin bisa dibilang warnanya cenderung hijau kecoklatan, mirip dengan warna air yang setelah digunakan untuk merebus daun (karena namanya saja infusion, hehe).

  • Aroma dan Rasa

     Sesuai namanya yang adalah infusion peppermint, aromanya dingin dan fresh daun gitu, bagus untuk relaks. Dan segi rasa dari minuman ini, menurutku tidak terlalu pekat dan kental, sebab memang ini murni daun mint tanpa campuran tehnya. Kurang lebih mirip dengan daun mint kalau direbus lah, jadi jangan terlalu berharap akan ada rasa "sepat" teh, soalnya sekali lagi ini murni daun mint. Dan dari pengalamanku, minuman infusion peppermint ini bagus diminum pas perut sedang begah, atau pas lagi banyak pikiran. Sebab sensasi dinginnya itu menurutku cukup menenangkan pikiran. Oh iya, untuk rasa, saya sarankan tidak perlu menggunakan gula atau jenis pemanis lainnya. Sebab kalau sudah tercampur pemanis gitu, jadi bukan rasa aslinya dan agak aneh aja jadinya. Dan minumnya pas lagi hangat ya, kalau dingin rasanya sudah tak nikmat lagi.

Sekian review dari saya, semoga ada pandangan mengenai produk ini.